Gaya belajar anak biasa kita kenal dengan VAK (Visual, Auditori, dan kinestetik). Modal atau gaya bawaan anak dalam memproses sesuatu atau biasa kita kenal dengan gaya belajar anak dapat menentukan bagaimana cara kita sebagai seorang guru mendekati anak agar sesuai kaidah Merdeka Belajar. Guru  atau orang tua dapat membantu anak dalam belajar sesuai dengan tipe gaya belajarnya. Dengan mengetahui gaya belajar anak dapat memungkinkan melakukan penelitian tindakan kelas.

gaya belajar anak
gaya belajar anak

Adapun tiga gaya belajar adalah sebagai berikut.

  1. Visual

Jika sang anak tertarik dengan gambar-gambar, menyukai pilihan warna, senang pada bentuk tekstur tertentu, dan jika diajak jalan-jalan menyukai panorama pemandangan, bangunan, dll maka bisa dikatakan anak ini visual. Cara terbaik untuk membangun keakraban dengan anak yang bermodal visual adalah dengan menyamakan modalitas kita. Kata yang sering kita gunakan anak yang gaya belajar visual adalah melihat, mengamati, membayangkan, memperhatikan, bagus, cantik, gelap, merah, putih, mendung, cerah, bercahaya, bersih, kotor, tenang, nyaman, enjoy, santai, mempesona, menawan, dan lain-lain.

Adapun bentuk kongkritnya menggunakan kata-kata yang sama ketika berbicara kepada anak (contoh kita sebagai orang tua)

“Nak, coba bayangkan kalau kamu mendapat nilai 9, kamu pasti terlihat cantik dan pintar. Nilaimu bakal lebih bagus dengan lebih memperhatikan semua materi pelajaran yang disampaikan gurumu”

2. Auditori

Jika anak lebih tertarik untuk mendengarkan musik, mendengarkan kata-kata daripada melihat, mendengar kicauan burung, saat berlibur dipantai lebih suka mendengarkan suara hembusan angin dan deburan ombak, maka bisa dikatakan anak ini masuk kategori auditori. Anak auditori biasanya cenderung menggunakan kata-kata dalam berkomunikasi. Hal ini dapat diketahui jika anak tersebut sering menggunakan kata mendengar, merdu,berkicau, suara, gemuruh, katanya, pidato, meledak, simpang siur, mengalun, nadanya, dan lain-lain. Dalam hal ini agar menambah keakraban kita harus menyamakan gaya komunikasi agar semakin mudah dan efektif.

Sebagai contoh kongkritnya dalam berbicara dengan anak auditori sebagai berikut.

“Arin, tolong dengarkan baik-baik ya apa yang disampaikan ayah, ayah mau bicara tentang cara arin belajar supaya mendapat nilai lebih baik. Dengan mendengarkan semua yang diucapkan oleh guru dan fokus pada pendengaran arin selama belajar, kedengarannya ini membuat nilaimu jauh lebih baik”

3. Kinestetik

Jika anak lebih senang berlari-lari, bermain-main, kesana kemari dan kebanyakan gerak maka itu salah satu indikator bahwa anak tersebut bersifat kinestetik. Biarpun orang lain mengatakan bahwa anak tersebut hiperaktif, maka sebagai orang tua kita harus memahami anak yang mempunyai tipe kinestetik tersebut. Biasanya anak kinestetik menggunakan kata-kata seperti senang, sedih, bahagia, rasanya, merasa, keras, lembut, menyentuh, memegang, memukul, menendang, berjalan, dan lainnya. Untuk membangun keakraban maka kita menggunakan kata-kata yang sama.

Contoh kongkritnya sebagai berikut.

“Danisa, apa besok kamu sudah siap menghadapi ujian tes? supaya kamu lebih siap dan dapat menggenggam nilai yang baik, sekarang mama temani belajar ya…”

“Bobi, lemparkan jauh-jauh semua ketakutanmu dalam mengerjakan soal. Mulai sekarang setiap soal yang kamu kerjakan ini membuatmu senang, bahagia, dan tertarik untuk mengerjakan soal berikutnya”

Sekarang kita sama-sama memahami tentang gaya belajar anak dengan ketiga tipe tersebut ya. Semakin mudah kita mendekati anak untuk berkomunikasi dengan baik. Sebagai orangtua, guru bisa mengarahkan anak menjadi lebih baik dengan mengetahui gaya belajarnya. Kompetensi guru seperti ini juga harus diasah agar menjadi guru profesional dan berintegritas

Join the Conversation

1 Comment

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *